Berikut ini NASEHAT al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin
Yahya Ba’Alawy Pekalongan, Ketua Jam’iyyah Ahlut Tariqah Al-Mu’tabarah
An-Nahdliyyah (JATMAN), organisasi di bawah NU yang mengkoordinasi
jemaah tarekat Mu’tabarah.
Seorang muslim agar mendapatkan
keselamatan Insya ALLAH, di dalam agama, dunia dan akhirat haruslah
memegang teguh beberapa prinsip ini.
Pegang teguh teladan salaf shalihin
Baik itu thariqah-nya, akhlaknya, amal salehnya. Pegang teguh dan kuat
mantap, walaupun kamu sampai sulit dan kere (sangat miskin) tetaplah
teguh memegang teladan Salaf Shalihin. Gigit kuat dengan gerahammu,
jangan dilepas jika kamu ingin selamat dan mendapat ridho-Nya.
Jadikanlah keimanan sebagai Imam
Bukan akal yang menjadi ujung tombaknya. Hati-hati di akhir jaman ini,
akan dan sudah banyak muncul paham dan orang-orang yang lebih
mengedepankan akal-rasio-logika dibandingkan imannya. Seharusnya Iman
menjadi imamnya, akal & logika menjadi makmumnya, mengikuti iman.
Tinggalkan pendapat orang-orang yang mengedapankan akalnya dibanding
imannya. Percuma dan sia-sia waktumu jika menanggapi orang-orang yang
demikian, kamu akan rugi dunia akhirat. Karena bagaimana mungkin akal
manusia bisa menerima seluruh kebesaran khazanah kerajaan Allah SWT,
hanya keimanan yang dapat menerima kebesaran Allah SWT.
Ziarah shalihin
Baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup, dan kuatkan tali ikatan
silaturahim. Berziarah (mengunjungi) kaum shalihin jangan hanya ketika
ada maunya, kalau ada perlunya saja. Hal itu baik tidak terlarang,
tetapi kurang kemanfaatannya untuk jangka panjang. Hanya untuk
kebutuhan-manfaat sesaat belaka, sungguh sangat disayangkan. Tetapi
alangkah baiknya kita berziarah sholihin itu karena mahabbah ilaa
mahbub, kecintaan kepada yang dicintai. Kalau hal ini dijalin dengan
baik maka ia akan mendapat limpahan madad (pertolongan), sirr asrar
(rahasia) dan jaah (essence, intisari) dari ziarahnya. Dan sering
silaturahmi itu menimbulkan kecintaan dan keridhoan Allah SWT kepada
orang yang menjalin hubungan silaturahmi, sehingga rahmat dan berkah
serta maghfirah Allah SWT terlimpah kepadanya. Jauh dari bala’, musibah,
penyakit dan diberi kelancaran rezeki. Insya Allah.
Jangan suka membeda-bedakan
Ini penyakit yang timbul dan tumbuh di akhir jaman ini. Jangan
beda-bedakan itu suku apa, kabilah apa, bangsa apa, partainya apa,
thariqah-nya apa, madzhab-nya apa dan sebagainya. Itu urusan Allah SWT,
kita ini manusia, hamba-Nya, makhluk ciptaan-Nya, jangan suka usil ikut
campur urusannya Allah SWT. Makanya sekarang berbagai macam bala’,
musibah bertubi-tubi datang. Karena ulah manusia itu sendiri. Yang suka
sok tahu, sok jago, sok suci, sok pintar bukan kembali kepada Allah dan
Rasul-Nya, malah ikut campur urusan Allah SWT. Allah Yang Maha Kuasa dan
Maha Bijaksana lagi Maha Berkehendak, Allah SWT yang akan menghukumi,
menentukan secara mutlak kelak di pengadilan Ilahi Yang Maha Adil bagi
seluruh makhluk-Nya. Segala sesuatu misal pengadilan itu semua adalah
bentuk ikhtiar manusia belaka di muka bumi ini secara syariat. Ketentuan
yang mutlak benar dan salah adalah di tangan Allah SWT di hari
kemudian. Keyakinan dan keimanan ini harus ditanam kuat dan kokoh
dilubuk sanubari keimanan kita.
Jangan tinggal tiap hari
membaca Al-Qur’an, shalawat kepada Rasulullah SAW, taat kepada
guru/syaikh/mursyid dan birul walidain (berbakti kepada orangtua)
Jadikan hal ini semua awrad-mu. Jangan tinggal hal tersebut. Membaca
Al-Qur’an walau satu ayat setiap harinya. Memperbanyak membaca shalawat
kepada Baginda Nabi SAW jadikan hal ini semua awrad (wirid yang
dilakukan istiqomah) bagi diri kita demi menggapai kebahagian dan
keselamatan di dalam agama, dunia dan akhirat.
Cukup sudah lima hal ini kamu pegang erat-erat, Insya Allah, Taufik Hidayah dan Inayah Allah SWT melimpah dan turun kepadamu.