Mau Pasang Iklan, Hub Biro Iklan, Aulia Advertising, Telp 0813 8468 1151
Aulia PROPERTY,MEMASARKAN BALE PERIGI, PURI SINAR PAMULANG, PESONA ALAM CIPUTAT, CLUSTER Tsb Ready Stock Telp 081384681151

Menyelenggarakan Umrah Dan Haji Plus

Menyelenggarakan Umrah Dan Haji Plus
Spesialis cetak/sablon spanduk kain promosi,SPANDUK KAIN Dwitama Advertising Benda Baru, Pamulang, Tangsel Telp, 0856 7386 103, 0813 8468 1151

Jumat, 27 Mei 2016

MUI Imbau Selama Ramadan Kedai Makan Tutup di Siang Hari

PADANG - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar), Gusrizal Gazhar mengimbau, selama ramadan, penjual makanan menutup kedai makanan mereka pada siang hari.
"Diharapkan tidak ada lagu yang bandel, baik itu muslim ataupun non muslim. Tentu jika tetap buka tidak sesuai falsafah," kata dia, Jumat (27/5/2016).
Gusrizal mengatakan, perilaku tidak patuh itu tidak seharusnya diteruskan. Jika terus dilaksanakan, hal itu termasuk pembangkangan. "Sebagai pemeluk agama Islam, mereka tidak ada malu dan tidak punya kepedulian sebagai penduduk setempat," ujarnya.
Ia menilai, seharusnya masyarakat setempat tidak sulit untuk menaati imbauan menutup kedai makanan di siang hari itu karena juga sudah ada prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
"Diharapkan nilai-nilai berlandaskan syariat itu ditunjukan tidak hanya di ranah pribadi, melainkan juga di publik," katanya.
Selain itu, ia berharap pemerintah setempat bertindak tegas jika masih ada kedai makanan yang buka di siang hari selama Ramadan, jangan sampai terjadi pembiaran.
(fds)

Kamis, 26 Mei 2016

Empat Kunci Zuhud Imam Hasan al-Bashri





Di tengah-tengah kehidupan yang serba profan dan materialis kini, zuhud barangkali sudah menjadi kata yang asing dan aneh bagi kebanyakan orang, bahkan mungkin bagi sebagian pengemban dakwah. Bagi orang kaya yang biasa bergelimang harta dan kemewahan, hidup zuhud tentu terasa aneh. Bagi orang miskin, hidup zuhud (baca: miskin) tentu amat dibenci. Tentu demikian jika zuhud diidentikan dengan kefakiran atau kemiskinan.
Padahal zuhud tidaklah identik dengan hidup fakir atau miskin. “Zuhud itu bukan berarti miskin harta. Zuhud tidak lain mengosongkan kalbu dari (kecintaan) terhadap harta. Nabi Sulaiman as. sesungguhnya orang yang kaya harta dengan kebesaran kerajaannya, tetapi ia termasuk orang zuhud,” demikian kata Imam al-Ghazali (Al-Ghazali, Ihya ’Ulum ad-Din, I/29).
Karena itu, zuhud sebetulnya bisa menjadi pakaian sekaligus perhiasan setiap Muslim, baik yang kaya ataupun yang miskin. Muslim yang kaya bisa sekaligus menjadi orang zuhud saat ia tidak disibukkan oleh kekayaannya hingga melupakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Kekayaannya malah makin menambah ketaatan dirinya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ia makin rajin ibadah, makin giat berdakwah, makin bersemangat dalam menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Inilah yang ditunjukkan oleh generasi sahabat yang tergolong kaya seperti Abu Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra., Utsman bin Affan ra., Abdurrahman bin Auf ra., Mushab bin Umair ra., dll. Meski mereka kaya-raya, mereka tetaplah ahli ibadah dan giat berdakwah. Meski kaya-raya, mereka tidaklah disibukkan untuk terus menumpuk harta. Sebaliknya, mereka malah sibuk menghabiskan harta mereka di jalan Allah SWT. Pasalnya, bagi mereka, hidup kaya tidaklah menjadikan mereka bangga. Mereka bahkan amat khawatir dengan kekayaan mereka; khawatir jika Allah SWT telah menurunkan seluruh kenikmatan kepada mereka itu di dunia ini saja sehingga tak tersisa lagi kenikmatan untuk mereka di akhirat. Inilah yang menjadikan mereka ’takut’ dengan bertumpuknya harta sehingga dengan berbagai cara, mereka menghabiskan harta mereka di jalan Allah SWT.
Orang miskin pun bisa menjadi orang zuhud saat ia tidak ’disibukkan’ dengan kemiskinannya. Kemiskinan tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk taat beribadah dan giat berdakwah. Bahkan meski miskin, ia tetap berusaha untuk bersedekah; mungkin bukan dengan hartanya, tetapi dengan tenaganya, akal-pikirannya, atau sekadar dengan senyumnya kepada sesama.
Sebaliknya, orang kaya atau miskin bisa jadi sama-sama dihinggapi oleh penyakit hubb ad-dunya’ (kecintaan terhadap dunia)—sesuatu yang tentu berlawanan dengan sikap zuhud. Tentu buruk orang kaya yang mengidap penyakit hubb ad-dunya’ sehingga memalingkan dirinya dari ketaatan Allah SWT dan Rasul-Nya. Namun, lebih buruk lagi jika orang miskin mengidap penyakit yang sama. Sudahlah miskin di dunia, ia tak mau beribadah. Sudahlah hidup susah, ia malas berdakwah. Sayangnya, golongan yang terakhir ini pun banyak jumlahnya.
*****
Muslim yang zuhud tentu memiliki sejumlah tanda yang bisa dikenali. Imam al-Ghazali setidaknya menyebut 3 (tiga) tanda zuhud (‘alamat az-zuhd). Pertama: tidak bergembira atas harta yang dia miliki dan tidak bersedih hati atas harta yang tidak dia miliki atau yang hilang dari diri. Ini sebagaimana firman Allah SWT (yang artinya): …agar kalian tidak berduka atas apa yang hilang dari diri kalian dan tidak terlalu bergembira atas apa Allah berikan kepada kalian (TQS al-Hadid [57]: 23). Kedua: Sama saja bagi dirinya pujian dan celaan manusia (Pujian tidak membuat dirinya bergembira. Celaan tidak membuat dirinya duka-lara). Ketiga: Perhatian terbesarnya hanyalah Allah SWT. Ia senantiasa merasakan kelezatan dalam ketaatan kepada Allah SWT karena kalbunya memang tidak pernah kosong dari rasa cinta (mahabbah) kepada-Nya (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, III/333).
Bagi seorang Muslim, termasuk pengemban dakwah sekalipun, memang tidaklah mudah menjadi orang zuhud di tengah kepungan atmosfir kehidupan yang materialistis dan godaan dunia yang makin hedonis saat ini. Namun demikian, Imam Hasan al-Bashri telah memberikan kepada kita ‘kunci zuhud’.
Pertama: Selalu yakin bahwa rezeki kita tak mungkin diambil orang lain sehingga hati kita selalu merasa tenang. Keyakinan seperti ini paling tidak akan melahirkan dua sikap: (1) Tawakal, tentu dibarengi dengan usaha mencari rezeki secara optimal; (2) Tidak tamak dan rakus terhadap harta, apalagi terlalu ambisius mengejar kekayaan hingga sering melalaikan kewajiban, misalnya kewajiban berdakwah.
Kedua: Selalu yakin bahwa amal kita tak mungkin dikerjakan oleh orang lain. Keyakinan ini akan selalu menyibukkan diri kita untuk terus beramal tak kenal lelah, termasuk amal dakwah. Dengan itu tak mungkin, misalnya, kita berdakwah karena disuruh-suruh oleh orang lain; sementara jika tidak disuruh, kita tak berdakwah.
Ketiga: Selalu yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi kita. Keyakinan ini akan menjadikan kita selalu hati-hati dan waspada dari segala perbuatan dosa. Bahkan kita malu untuk berbuat dosa meski dosa kecil sekalipun. Sebab, bagi seorang Muslim—sebagaimana dinyatakan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyah al-‘Awliya’—masalahnya bukan kecilnya dosa, tetapi kepada siapa sesungguhnya ia berdosa. Tentu, dosa besar atau kecil, hakikatnya sama-sama merupakan maksiat kepada Allah SWT.
Keempat: Selalu yakin bahwa kematian adalah suatu kepastian. Keyakinan ini akan mendorong kita untuk terus mempersiapkan bekal demi menghadap kepada Allah SWT pada Hari Akhir nanti.
*****
Zuhud sekilas tampak sebagai perkara sepele. Namun jika kita renungkan, zuhud sebetulnya menyimpan energi positif yang luar biasa bagi seorang Muslim. Seorang Muslim yang zuhud, misalnya, akan senantiasa bersemangat dalam beribadah, antusias dalam bersedekah, dan giat dalam berdakwah. Sebab, urusan dunia bagi dirinya bukan lagi menjadi fokus utama. Fokus utamanya adalah urusan akhirat, juga urusan umat.
Sebaliknya, cinta dunia—sebagai lawan dari sikap zuhud—juga menyimpan energi luar biasa bagi seorang Muslim; tentu bukan energi positif, tetapi energi negatif: energi yang justru bisa mematikan hati (Lihat: Ibn ’Ajibah, Iqazh al-Himam Syarh Matan al-Hikam, I/63). Jika hati sudah mati, ibadah tak lagi terasa sedap; sedekah tak lagi terasa lezat; dakwah pun tak lagi terasa nikmat, malah mungkin terasa berat. Na’udzu bilLah min dzalik!
Wama tawfiqi illa bilLah. [Arief B. Iskandar]

MADRASAH UJIAN SEPANJANG HAYAT

MADRASAH UJIAN SEPANJANG HAYAT
Hadist dibawah ini menjelaskan bahwa ujian akan terus menghampiri seorang mukmin –dalam riwayat lain seorang hamba- selama ia masih bernafas.
Bahkan hidup dan mati itu sendiri merupakan ujian untuk mengetahui siapa hamba yang paling baik amalnya (QS al-Mulk [67]: 2).
« لاَ يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوِ الْمُؤْمِنَةِ فِى نَفْسِـهِ وَفِى مَالِهِ وَفِى وَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ »
Ujian akan terus menghampiri orang mukmin dan mukminah pada diri, anak dan hartanya, hingga ia menjumpai Allah dan tidak ada kesalahan yang harus dia tanggung (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibn Hibban, al-Hakim, al-Baihaqi, Abu Ya’la dan al-Bukhari di al-Adab al-Mufrad)
Balâ’ secara bahasa artinya imtihân wa al-ikhtibâr (ujian dan cobaan). 
Dan menurut Ibn al-Atsir dan lainnya balâ’ itu terjadi dalam kebaikan (khayr) dan keburukan (syarr). Maka makna hadis tersebut adalah bahwa ujian dan cobaan dalam bentuk kebaikan (khayr) dan keburukan (syarr) akan terus menimpa mukmin dan mukminah atau hamba pada umumnya. Allah pun menegaskan hal itu dalam firmanNya:
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
(QS al-Anbiyâ’ [21]: 35)
Ujian dan cobaan (balâ’) dapat berupa kebaikan ataupun keburukan, kenikmatan maupun musibah. Kita harus senantiasa sadar akan hal ini. Umumnya, orang menilai ujian dan cobaan itu berupa keburukan atau musibah. Sebaliknya jarang sekali kenikmatan dan sesuatu yang baik dinilai sebagai ujian. Namun nash-nash syara’ menjelaskan bahwa semuanya merupakan ujian untuk menguji apakah kita bisa sabar saat menghadapi musibah dan bersyukur saat mendapat kenikmatan dan kebaikan.Dan apakah kita tetap istiqamah di jalanNya dalam dua keadaan itu.
Kesenangan yang kita dapatkan merupakan ujian apakah kita menjadi orang yang bersyukur atau tidak. Tidak jarang orang lulus ketika diuji dengan musibah dan kesusahan, namun ia gagal saat diuji dengan kenikmatan dan kesenangan. Kesadaran bahwa kesenangan itu merupakan ujian akan menuntun kita untuk tetap terjaga dan tidak terlena dengan kenikmatan itu lantas kehilangan keistiqamahan dan terjebak menikmati kesenangan itu.
Sebaliknya saat musibah atau keburukan menimpa, itu juga merupakan ujian apakah kita bersabar menghadapinya dan ridha menerimanya ataukah tidak. Jika kita mampu bersabar maka itu adalah kebaikan yang luas. Karena setiap musibah sekecil apapun yang menimpa, jika kita hadapi dengan kesabaran maka itu bisa menggugurkan dosa dan menaikkan derajat kita di hadapan Allah. Rasulullah saw pernah bersabda:
« لاَ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً »
Tidaklah sebuah duri mengenai seorang muslim atau lebih dari itu kecuali dengannya Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus darinya satu kesalahan (HR Tirmidzi, Muslim, Ahmad, Ibn Hibban, al-Baihaqi)
Dalam riwayat lainnya dikatakan: “niscaya dengan musibah itu Allah mencatat satu kebaikan baginya”. Yaitu pahala atas keridhaannya terhadap qadha, kesabarannya, dan bersyukur serta hanya mengadukan musibahnya kepada Allah SWT.
Karenanya bagi orang mukmin, semuanya akan menjadi kebaikan. Rasulullah saw bersabda:
« عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ »
Menakjubkan perkara seorang mukmin itu, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan. Hal itu tidak menjadi milik seorangpun kecuali orang mukmin.Jika mendapat kesenangan ia bersyukur maka itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika ditimpa kesusahan ia bersabar maka itu merupakan kebaikan baginya (HR Ahmad, Muslim, ad-Darimi, Ibn Hibban dan al-Baihaqi)
Hendaklah kita sadar sepenuhnya, bahwa kedudukan, kecukupan harta, dan berbagai kesenangan lainnya adalah ujian. Semoga kita tak lupa bersyukur dan tetap istiqamah di jalan Allah, tidak terlena dengan kesenangan itu.
Hendaknya kita juga selalu sadar bahwa kesusahan, musibah dan berbagai ketidaksenangan yang menimpa merupakan ujian. Hendaknya kita berusaha untuk sabar karena Rasulullah saw pernah bersabda:
« … وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِىَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ »
Siapa yang berusaha untuk sabar niscaya Allah akan menjadikannya mampu bersabar. Tidaklah seorangpun diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran 
(HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, at-Tirmidzi dan ad-Darimi) Allâhumma ij’alnâ min asy-syâkirîn wa ash-shâbirîn.

IMAN SEBAGAI TOLAK UKUR AMAL

ان المسلم يجعل إيمانه وعقيدته هي القاعدة التي يرجع إليها في محاكمة كل ما يعترضه في الحياة، ويحدد موقفه وسلوكه حسب ما يفرضه عليه إيمانه وما جاءت به العقيدة من أحكام
Sejatinya seorang muslim harus menjadikan keimanannya dan akidahnya sebagai kaidah (tolak ukur) yang dikembalikan pada –akidah dan keimanan tersebut– semua persoalan hukum dan apa-apa yang terekspresikan dalam kehidupan. Dan apa saja yang datang dari akidahnya, dari berbagai hukum dalam kehidupan.
Seorang muslim akan menentukan posisi –pilihan kehidupan– dan perilakunya selaras apa yang digariskan oleh keimanannya. Firman Allah SWT:
(وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّـهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ).
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (Al Ahzab 36).
Dalam ayat ini, Allah menjadikan kesempurnaan, kelayakan keimanan seseorang dengan ketundukan dia kepada segala ketentuan Rasulullah, yakni hukum-hukum Islam. Tidak ada khiyar, pilihan hukum setelah Allah dan Rasul-Nya menetapkan sebuah hukum, jika memang dia benar-benar beriman kepada Allah.
Sehingga layak dipertanyakan kesempurnaan keimanan seorang muslim, jika dalam berpolitik dia memilih sistem demokrasi, dalam berekonomi ridha kepada Ekonomi Kapitalis yang berlumur dengan riba, dan dalam pergaulan menggunakan standar kebebasan, bukan halal dan haram.
والقاعدة الشرعية تقول: “اﻷصل في اﻷفعال التقيد بالحكم الشرعي”.
Demikian pula qaidah syar’iyyah menyatakan; “hukum asal dari perbuatan itu terikat dengan hukum syara”.
وبهذا وجب على المسلم أن يجعل العمل واﻹيمان متلازمين لا ينفكان، فلا بُدَّ من الربط المحكم بين العقيدة والعمل.
Karenanya, wajib atas setiap muslim untuk menjadikan antara amal dan imannya bersesuaian, tidak terbelah. Harusnya ada mekanisme perekat antara akidah dan perbuatannya.
Tidak ada celah prinsip STMJ, Shalat Terus Maksiat Jalan dalam kamus filosofi seorang muslim. Jika antara akidah dan amal terpisah, iman tidak menjadi tolak ukur perbuatan, jadilah seorang muslim memiliki kepribadian yang terbelah.
Jika demikian yang terjadi, inilah yang menjadikan kehidupan Muslim penuh kehinaan hidup di dunia, dan diakhirat akan disambut dengan adzab yang pedih. Firman Allah SWT;
(أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ)
“Apakah kalian beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”
[Surat Al-Baqarah 85]
نعوذ بالله من ذالك
Pertanyaan nya adalah, bagaimana agar keimanan atau akidah tersebut menjadi tolak ukur dalam berbuat?
Berfikir dalam menelusuri jalan keimanan. Iman yang kita akses, keyakinan yang kita terima wajib melalui proses berfikir. Inilah metode meraih keimanan bagi seorang muslim.
Di sini rahasia “Thariqul Iman” yang dibahas oleh Al Alim Al Jalil, Syekh Taqiyuddin An Nabhaniy –rahimahullah– dalam Bab awal kitab An Nizham Al Islam (Peraturan Hidup dalam Islam).
Dengan proses berfikir yang mendalam, akan terhujam prinsip-prinsip akidah dan keimanan di dada seorang muslim. Simpul besar kehidupan; dari mana kita berada, mau ke mana kita kembali, dan apa yang harus diperbuat di dunia ini, akan terpecahkan dengan benar.
Inilah metode keimanan yang produktif, keimanan yang akan selalu menjadi tolak ukur saat dia melakukan perbuatan.
Wallâhu a'alam bi asshowab

Sabtu, 07 Mei 2016

Ustad Solmed Jadi Bulan-bulanan Massa

SERANG – Perayaan Isra Mi’raj di Kampung Pasauran, Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, berujung petaka. Ustadz Solmed, nyaris jadi bulan-bulanan massa, lantaran datang ke lokasi acara untuk berceramah setelah jamaah bubar.
Diperoleh keterangan, ustad kondang yang biasa wara wiri di layar kaca ini nyaris menjadi korban amuk massa, ketika dijadwalkan memberikan ceramah agama di Masjid Al Munawaroh, Desa Pasauran, Jumat akhir pekan lalu. Insiden ini menjadi buah bibir warga yang tinggal di sekitar Pantai Anyer hingga Pantai Carita. Secara kebetulan masjid yang menjadi lokasi acara memang berada di pinggir laut.
Sumber menyebutkan, kehadiran Ustad kondang ini atas undangan salah seorang bakal calon Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH). Malam itu WH juga berada di lokasi acara, bahkan memberikan sambutan saat acara seremoni dilangsungkan. Hadir pula pada kesempatan itu, Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa. Sementara jamaah yang hadir diperkirakan mencapai 5000 orang.
Acara yang dimulai ba’da Isya itu semula berjalan lancar. Sejurus kemudian, ribuan jamaah dari berbagai penjuru memadati masjid yang berada di tepi Jalan Raya Anyer-Labuan tersebut. Seperti umumnya perayaan Isra Mi’raj, diawali dengan berbagai acara seremony sambil menunggu Ustad Solmed yang telah lama dinanti. Lantaran, rencana kehadirannya telah diumumkan jauh-jauh hari.
Namun hingga pukul 23.30 WIB, penceramah bernama lengkap Sholeh Mahmoed Nasution dan rombongan tak kunjung datang. Panitia berusaha menenangkan massa, dan meminta tetap bersabar. Lantaran da’i jebolan UIN Syarif Hidayatullah tak juga menunjukan batang hidungnya.
Sekitar pukul 12.00 WIB, jamaah sudah hilang kesabaran. Panitia acara pun tak kuasa menahan, akhirnya jamaah bubar meninggalkan lokasi acara. Saat kursi-kursi tengah dibereskan, tiba-tiba Sedan BMW hitam yang membawa Ustad Solmed datang. Saat itulah kericuhan terjadi.
Ratusan massa yang masih berkumpul di lokasi acara mengamuk melampiaskan kekesalannya. Salah seorang tim manajemen Ustad Solmed kena jotos. Tak ayal mobil mewah Ustad Solmed pun penyok dihajar benda tumpul. Beruntung Ustad Solmed berhasil diselamatkan, dan bergegas meninggalkan lokasi kejadian.
Ketua Pemuda Desa Pasauran, Kamandanu membenarkan adanya insiden itu. Saat dihubungi Rabu (4/5) malam, Ia menjelaskan, pemukulan terhadap rombongan Ustad Solmed berawal dari kekesalan warga dan ribuan jamaah yang telah menunggu lama kedatangannya. Menurut jadwal panitia, Ustad Solmed harusnya datang Pukul 11.00 WIB namun dia datang Pukul 00.30 WIB.
“Malam itu undangan sudah pada pulang sekitar pukul 12.00 WIB. Semua kursi sudah diberesin. Saat itu Ustad Solmed datang dari arah Anyar. Pihak Ustad Solmed coba kasih penjelasan ke panitia, kalau mereka datang terlambat karena alamatnya tidak tepat. Kita kan nggak mungkin kasih alamat salah, wong kita panitianya kok,” kata Kamandanu.
Kamandanu menambahkan, kericuhan terjadi ketika salah seorang pengawal Ustad Solmed menunjuk-nunjuk tokoh masyarakat, saat mengklarifikasi keterlambatannya. Disitulah, masyarakat tidak terima akhirnya mengamuk, yang berujung pada pemukulan pengawal Ustad Solmed serta berimbas kepada sopir dan Ustad Solmed.
“Kejadian itu nggak lama, sekitar lima menit. Ya namanya warga sudah kesal, tidak tahu lagi siapa apa yang ada disitu. Pengawal, sopir dan Ustad Solmed jadi sasaran kekesalan dan kekecewaan warga. Untungnya, ibu-ibu yang hadir pisahin warga dan mereka (rombongan ustadz, red) diberi pertolongan. Ustad Solmed dan sopirnya langsung masuk ke mobil, lalu pergi dari tempat itu. Kalau pengawalnya kabur naik mobil bak terbuka yang kebetulan sedang lewat dijalan,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan Kamandanu, mobil Ustad Solmed tipe sedang BMW berwarna hitam sempat menjadi sasaran amuk masa. Mobil penyok karena warga menumpahkan kekesalannya dengan menggunakan benda yang ada di sekitarnya. Ditengah kejadian tersebut, tidak ada aparat penegak hukum dan setelahnya pun tidak ada yang datang.
Disinggung soal kekecewaan warga, lantaran telah mengeluarkan biaya yang tak sedikit, Kamandanu mengaku tidak mengetahuinya. Karena, katanya, biaya ditanggung dari WH, Anggota DPR RI yang turut hadir dalam acara Isra Mi’raj.
“Masyarakat tidak tahu soal biaya, karena itu dari WH. Bahkan WH sempat bilang ke masyarakat kalau Ustad Solmed dalam perjalanan ke Pasauran. Pak WH nggak kena sasaran warga, karena dia pulang setelah memberikan sambutan sekitar pukul 22.00 WIB. Informasi yang saya dapat juga kurang jelas, ada yang bilang Rp 15 juta hingga Rp 25 juta. Infonya simpang siur,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa yang ikut hadir dalam acara itu, mengaku tidak mengetahui insiden penyerangan warga terhadap sang ustadz. Pandji, sudah meninggalkan lokasi beberapa jam sebelum kejadian.
“Kalau hadir di pengajian sih iya, tapi kalau kejadian itu saya tidak tahu. Pukul 23.00 WIB saya diberi tahu kalau Ustadz Solmed baru keluar dari Tol Ciujung. Karena tahu masih lama tiba di lokasi, saya memutuskan untuk pulang,” ujarnya kepada, Rabu lalu.
Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Serang itu menyayangkan, adanya insiden penyerangan. Menurutnya, hal itu tidak perlu terjadi jika saja Ustaz Solmed tidak datang terlambat namun dia juga tak membenarkan sikap warga yang anarkis.
“Dia (Ustaz Solmed, red) itu kan artis dan ustad besar harusnya jangan terlambat, jangan mengecewakan audien. Tetapi warga juga harusnya bisa menahan diri,” katanya.
Sementara Penceramah Kondang Ustadz Solmed mengatakan, dirinya terlambat dalam menghadiri undangan ceramah di Desa pasauran, bukan karena kesalahan dirinya. Tapi terjadi, akibat kesalahan pihak panitia yang memberikan informasi alamat mengenai lokasi berceramah. ‎
“Kalau saya terlambat itu bukan salah saya, tapi ada yang tidak jujur salah satu oknum panitia memberikan informasi alamat kepada saya. Hingga saya datang acara sudah bubar,” ungkap Solmed, ketika dihubungi.
Solmed mengutarakan, awalnya mendapat informasi dari Panitia Isra Miraj bahwa dirinya akan ceramah di Serang Barat. “Tapi tiba-tiba saya ditelepon sama salah seorang panitia, ceramah di Cilegon Timur. Saya tanya berapa jauh, panitia tersebut mengatakan hanya sekitar 3 kilometer dari Serang Barat. Ternyata lokasinya melewati Karang Bolong, apa gak kepikir jauhnya lokasi tersebut,” ungkap Solmed di ujung telepon.
Diakui Solmed‎, dirinya dijadwalkan ceramah sekitar pukul 22.00 WIB, namun karena kesalahan alamat yang diberikan panitia akhirnya datang saat jamaah telah bubar. Lebih lanjut dia membantah bila dirinya menjadi bulan-bulanan masyarakat.
“Tidak ada pemukulan tehadap saya. Kalau pun ada keramaian yang terjadi karena saya menjelaskan duduk perkara yang terjadi sesungguhnya,” kilahnya.
Sebaliknya Solmed juga berdalih, dirinya tidak mengetahui bila kedatangan dirinya diundang berceramah, dihadiri Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa, dan Anggota DPR RI yang juga Calon Gubernur Banten, Wahidin Halim. “Saya tidak tahu ada pejabat, tapi yang saya lihat banyak jamaah yang datang,” ungkapnya.
Sekali lagi dia menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukan salahnya, tapi panitia yang tidak benar memberikan informasi. “Saya naik sedan, dengan kondisi jalan seperti itu mana mungkin bisa cepat-cepat,” pungkasnya.(k1/cr2/dwa/riu/bnn)

Ustad Solmed Jadi Bulan-bulanan Massa

SERANG – Perayaan Isra Mi’raj di Kampung Pasauran, Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, berujung petaka. Ustadz Solmed, nyaris jadi bulan-bulanan massa, lantaran datang ke lokasi acara untuk berceramah setelah jamaah bubar.
Diperoleh keterangan, ustad kondang yang biasa wara wiri di layar kaca ini nyaris menjadi korban amuk massa, ketika dijadwalkan memberikan ceramah agama di Masjid Al Munawaroh, Desa Pasauran, Jumat akhir pekan lalu. Insiden ini menjadi buah bibir warga yang tinggal di sekitar Pantai Anyer hingga Pantai Carita. Secara kebetulan masjid yang menjadi lokasi acara memang berada di pinggir laut.
Sumber menyebutkan, kehadiran Ustad kondang ini atas undangan salah seorang bakal calon Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH). Malam itu WH juga berada di lokasi acara, bahkan memberikan sambutan saat acara seremoni dilangsungkan. Hadir pula pada kesempatan itu, Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa. Sementara jamaah yang hadir diperkirakan mencapai 5000 orang.
Acara yang dimulai ba’da Isya itu semula berjalan lancar. Sejurus kemudian, ribuan jamaah dari berbagai penjuru memadati masjid yang berada di tepi Jalan Raya Anyer-Labuan tersebut. Seperti umumnya perayaan Isra Mi’raj, diawali dengan berbagai acara seremony sambil menunggu Ustad Solmed yang telah lama dinanti. Lantaran, rencana kehadirannya telah diumumkan jauh-jauh hari.
Namun hingga pukul 23.30 WIB, penceramah bernama lengkap Sholeh Mahmoed Nasution dan rombongan tak kunjung datang. Panitia berusaha menenangkan massa, dan meminta tetap bersabar. Lantaran da’i jebolan UIN Syarif Hidayatullah tak juga menunjukan batang hidungnya.
Sekitar pukul 12.00 WIB, jamaah sudah hilang kesabaran. Panitia acara pun tak kuasa menahan, akhirnya jamaah bubar meninggalkan lokasi acara. Saat kursi-kursi tengah dibereskan, tiba-tiba Sedan BMW hitam yang membawa Ustad Solmed datang. Saat itulah kericuhan terjadi.
Ratusan massa yang masih berkumpul di lokasi acara mengamuk melampiaskan kekesalannya. Salah seorang tim manajemen Ustad Solmed kena jotos. Tak ayal mobil mewah Ustad Solmed pun penyok dihajar benda tumpul. Beruntung Ustad Solmed berhasil diselamatkan, dan bergegas meninggalkan lokasi kejadian.
Ketua Pemuda Desa Pasauran, Kamandanu membenarkan adanya insiden itu. Saat dihubungi Rabu (4/5) malam, Ia menjelaskan, pemukulan terhadap rombongan Ustad Solmed berawal dari kekesalan warga dan ribuan jamaah yang telah menunggu lama kedatangannya. Menurut jadwal panitia, Ustad Solmed harusnya datang Pukul 11.00 WIB namun dia datang Pukul 00.30 WIB.
“Malam itu undangan sudah pada pulang sekitar pukul 12.00 WIB. Semua kursi sudah diberesin. Saat itu Ustad Solmed datang dari arah Anyar. Pihak Ustad Solmed coba kasih penjelasan ke panitia, kalau mereka datang terlambat karena alamatnya tidak tepat. Kita kan nggak mungkin kasih alamat salah, wong kita panitianya kok,” kata Kamandanu.
Kamandanu menambahkan, kericuhan terjadi ketika salah seorang pengawal Ustad Solmed menunjuk-nunjuk tokoh masyarakat, saat mengklarifikasi keterlambatannya. Disitulah, masyarakat tidak terima akhirnya mengamuk, yang berujung pada pemukulan pengawal Ustad Solmed serta berimbas kepada sopir dan Ustad Solmed.
“Kejadian itu nggak lama, sekitar lima menit. Ya namanya warga sudah kesal, tidak tahu lagi siapa apa yang ada disitu. Pengawal, sopir dan Ustad Solmed jadi sasaran kekesalan dan kekecewaan warga. Untungnya, ibu-ibu yang hadir pisahin warga dan mereka (rombongan ustadz, red) diberi pertolongan. Ustad Solmed dan sopirnya langsung masuk ke mobil, lalu pergi dari tempat itu. Kalau pengawalnya kabur naik mobil bak terbuka yang kebetulan sedang lewat dijalan,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan Kamandanu, mobil Ustad Solmed tipe sedang BMW berwarna hitam sempat menjadi sasaran amuk masa. Mobil penyok karena warga menumpahkan kekesalannya dengan menggunakan benda yang ada di sekitarnya. Ditengah kejadian tersebut, tidak ada aparat penegak hukum dan setelahnya pun tidak ada yang datang.
Disinggung soal kekecewaan warga, lantaran telah mengeluarkan biaya yang tak sedikit, Kamandanu mengaku tidak mengetahuinya. Karena, katanya, biaya ditanggung dari WH, Anggota DPR RI yang turut hadir dalam acara Isra Mi’raj.
“Masyarakat tidak tahu soal biaya, karena itu dari WH. Bahkan WH sempat bilang ke masyarakat kalau Ustad Solmed dalam perjalanan ke Pasauran. Pak WH nggak kena sasaran warga, karena dia pulang setelah memberikan sambutan sekitar pukul 22.00 WIB. Informasi yang saya dapat juga kurang jelas, ada yang bilang Rp 15 juta hingga Rp 25 juta. Infonya simpang siur,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa yang ikut hadir dalam acara itu, mengaku tidak mengetahui insiden penyerangan warga terhadap sang ustadz. Pandji, sudah meninggalkan lokasi beberapa jam sebelum kejadian.
“Kalau hadir di pengajian sih iya, tapi kalau kejadian itu saya tidak tahu. Pukul 23.00 WIB saya diberi tahu kalau Ustadz Solmed baru keluar dari Tol Ciujung. Karena tahu masih lama tiba di lokasi, saya memutuskan untuk pulang,” ujarnya kepada, Rabu lalu.
Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Serang itu menyayangkan, adanya insiden penyerangan. Menurutnya, hal itu tidak perlu terjadi jika saja Ustaz Solmed tidak datang terlambat namun dia juga tak membenarkan sikap warga yang anarkis.
“Dia (Ustaz Solmed, red) itu kan artis dan ustad besar harusnya jangan terlambat, jangan mengecewakan audien. Tetapi warga juga harusnya bisa menahan diri,” katanya.
Sementara Penceramah Kondang Ustadz Solmed mengatakan, dirinya terlambat dalam menghadiri undangan ceramah di Desa pasauran, bukan karena kesalahan dirinya. Tapi terjadi, akibat kesalahan pihak panitia yang memberikan informasi alamat mengenai lokasi berceramah. ‎
“Kalau saya terlambat itu bukan salah saya, tapi ada yang tidak jujur salah satu oknum panitia memberikan informasi alamat kepada saya. Hingga saya datang acara sudah bubar,” ungkap Solmed, ketika dihubungi.
Solmed mengutarakan, awalnya mendapat informasi dari Panitia Isra Miraj bahwa dirinya akan ceramah di Serang Barat. “Tapi tiba-tiba saya ditelepon sama salah seorang panitia, ceramah di Cilegon Timur. Saya tanya berapa jauh, panitia tersebut mengatakan hanya sekitar 3 kilometer dari Serang Barat. Ternyata lokasinya melewati Karang Bolong, apa gak kepikir jauhnya lokasi tersebut,” ungkap Solmed di ujung telepon.
Diakui Solmed‎, dirinya dijadwalkan ceramah sekitar pukul 22.00 WIB, namun karena kesalahan alamat yang diberikan panitia akhirnya datang saat jamaah telah bubar. Lebih lanjut dia membantah bila dirinya menjadi bulan-bulanan masyarakat.
“Tidak ada pemukulan tehadap saya. Kalau pun ada keramaian yang terjadi karena saya menjelaskan duduk perkara yang terjadi sesungguhnya,” kilahnya.
Sebaliknya Solmed juga berdalih, dirinya tidak mengetahui bila kedatangan dirinya diundang berceramah, dihadiri Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa, dan Anggota DPR RI yang juga Calon Gubernur Banten, Wahidin Halim. “Saya tidak tahu ada pejabat, tapi yang saya lihat banyak jamaah yang datang,” ungkapnya.
Sekali lagi dia menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukan salahnya, tapi panitia yang tidak benar memberikan informasi. “Saya naik sedan, dengan kondisi jalan seperti itu mana mungkin bisa cepat-cepat,” pungkasnya.(k1/cr2/dwa/riu/bnn)

Ustad Solmed Jadi Bulan-bulanan Massa

SERANG – Perayaan Isra Mi’raj di Kampung Pasauran, Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, berujung petaka. Ustadz Solmed, nyaris jadi bulan-bulanan massa, lantaran datang ke lokasi acara untuk berceramah setelah jamaah bubar.
Diperoleh keterangan, ustad kondang yang biasa wara wiri di layar kaca ini nyaris menjadi korban amuk massa, ketika dijadwalkan memberikan ceramah agama di Masjid Al Munawaroh, Desa Pasauran, Jumat akhir pekan lalu. Insiden ini menjadi buah bibir warga yang tinggal di sekitar Pantai Anyer hingga Pantai Carita. Secara kebetulan masjid yang menjadi lokasi acara memang berada di pinggir laut.
Sumber menyebutkan, kehadiran Ustad kondang ini atas undangan salah seorang bakal calon Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH). Malam itu WH juga berada di lokasi acara, bahkan memberikan sambutan saat acara seremoni dilangsungkan. Hadir pula pada kesempatan itu, Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa. Sementara jamaah yang hadir diperkirakan mencapai 5000 orang.
Acara yang dimulai ba’da Isya itu semula berjalan lancar. Sejurus kemudian, ribuan jamaah dari berbagai penjuru memadati masjid yang berada di tepi Jalan Raya Anyer-Labuan tersebut. Seperti umumnya perayaan Isra Mi’raj, diawali dengan berbagai acara seremony sambil menunggu Ustad Solmed yang telah lama dinanti. Lantaran, rencana kehadirannya telah diumumkan jauh-jauh hari.
Namun hingga pukul 23.30 WIB, penceramah bernama lengkap Sholeh Mahmoed Nasution dan rombongan tak kunjung datang. Panitia berusaha menenangkan massa, dan meminta tetap bersabar. Lantaran da’i jebolan UIN Syarif Hidayatullah tak juga menunjukan batang hidungnya.
Sekitar pukul 12.00 WIB, jamaah sudah hilang kesabaran. Panitia acara pun tak kuasa menahan, akhirnya jamaah bubar meninggalkan lokasi acara. Saat kursi-kursi tengah dibereskan, tiba-tiba Sedan BMW hitam yang membawa Ustad Solmed datang. Saat itulah kericuhan terjadi.
Ratusan massa yang masih berkumpul di lokasi acara mengamuk melampiaskan kekesalannya. Salah seorang tim manajemen Ustad Solmed kena jotos. Tak ayal mobil mewah Ustad Solmed pun penyok dihajar benda tumpul. Beruntung Ustad Solmed berhasil diselamatkan, dan bergegas meninggalkan lokasi kejadian.
Ketua Pemuda Desa Pasauran, Kamandanu membenarkan adanya insiden itu. Saat dihubungi Rabu (4/5) malam, Ia menjelaskan, pemukulan terhadap rombongan Ustad Solmed berawal dari kekesalan warga dan ribuan jamaah yang telah menunggu lama kedatangannya. Menurut jadwal panitia, Ustad Solmed harusnya datang Pukul 11.00 WIB namun dia datang Pukul 00.30 WIB.
“Malam itu undangan sudah pada pulang sekitar pukul 12.00 WIB. Semua kursi sudah diberesin. Saat itu Ustad Solmed datang dari arah Anyar. Pihak Ustad Solmed coba kasih penjelasan ke panitia, kalau mereka datang terlambat karena alamatnya tidak tepat. Kita kan nggak mungkin kasih alamat salah, wong kita panitianya kok,” kata Kamandanu.
Kamandanu menambahkan, kericuhan terjadi ketika salah seorang pengawal Ustad Solmed menunjuk-nunjuk tokoh masyarakat, saat mengklarifikasi keterlambatannya. Disitulah, masyarakat tidak terima akhirnya mengamuk, yang berujung pada pemukulan pengawal Ustad Solmed serta berimbas kepada sopir dan Ustad Solmed.
“Kejadian itu nggak lama, sekitar lima menit. Ya namanya warga sudah kesal, tidak tahu lagi siapa apa yang ada disitu. Pengawal, sopir dan Ustad Solmed jadi sasaran kekesalan dan kekecewaan warga. Untungnya, ibu-ibu yang hadir pisahin warga dan mereka (rombongan ustadz, red) diberi pertolongan. Ustad Solmed dan sopirnya langsung masuk ke mobil, lalu pergi dari tempat itu. Kalau pengawalnya kabur naik mobil bak terbuka yang kebetulan sedang lewat dijalan,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan Kamandanu, mobil Ustad Solmed tipe sedang BMW berwarna hitam sempat menjadi sasaran amuk masa. Mobil penyok karena warga menumpahkan kekesalannya dengan menggunakan benda yang ada di sekitarnya. Ditengah kejadian tersebut, tidak ada aparat penegak hukum dan setelahnya pun tidak ada yang datang.
Disinggung soal kekecewaan warga, lantaran telah mengeluarkan biaya yang tak sedikit, Kamandanu mengaku tidak mengetahuinya. Karena, katanya, biaya ditanggung dari WH, Anggota DPR RI yang turut hadir dalam acara Isra Mi’raj.
“Masyarakat tidak tahu soal biaya, karena itu dari WH. Bahkan WH sempat bilang ke masyarakat kalau Ustad Solmed dalam perjalanan ke Pasauran. Pak WH nggak kena sasaran warga, karena dia pulang setelah memberikan sambutan sekitar pukul 22.00 WIB. Informasi yang saya dapat juga kurang jelas, ada yang bilang Rp 15 juta hingga Rp 25 juta. Infonya simpang siur,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa yang ikut hadir dalam acara itu, mengaku tidak mengetahui insiden penyerangan warga terhadap sang ustadz. Pandji, sudah meninggalkan lokasi beberapa jam sebelum kejadian.
“Kalau hadir di pengajian sih iya, tapi kalau kejadian itu saya tidak tahu. Pukul 23.00 WIB saya diberi tahu kalau Ustadz Solmed baru keluar dari Tol Ciujung. Karena tahu masih lama tiba di lokasi, saya memutuskan untuk pulang,” ujarnya kepada, Rabu lalu.
Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Serang itu menyayangkan, adanya insiden penyerangan. Menurutnya, hal itu tidak perlu terjadi jika saja Ustaz Solmed tidak datang terlambat namun dia juga tak membenarkan sikap warga yang anarkis.
“Dia (Ustaz Solmed, red) itu kan artis dan ustad besar harusnya jangan terlambat, jangan mengecewakan audien. Tetapi warga juga harusnya bisa menahan diri,” katanya.
Sementara Penceramah Kondang Ustadz Solmed mengatakan, dirinya terlambat dalam menghadiri undangan ceramah di Desa pasauran, bukan karena kesalahan dirinya. Tapi terjadi, akibat kesalahan pihak panitia yang memberikan informasi alamat mengenai lokasi berceramah. ‎
“Kalau saya terlambat itu bukan salah saya, tapi ada yang tidak jujur salah satu oknum panitia memberikan informasi alamat kepada saya. Hingga saya datang acara sudah bubar,” ungkap Solmed, ketika dihubungi.
Solmed mengutarakan, awalnya mendapat informasi dari Panitia Isra Miraj bahwa dirinya akan ceramah di Serang Barat. “Tapi tiba-tiba saya ditelepon sama salah seorang panitia, ceramah di Cilegon Timur. Saya tanya berapa jauh, panitia tersebut mengatakan hanya sekitar 3 kilometer dari Serang Barat. Ternyata lokasinya melewati Karang Bolong, apa gak kepikir jauhnya lokasi tersebut,” ungkap Solmed di ujung telepon.
Diakui Solmed‎, dirinya dijadwalkan ceramah sekitar pukul 22.00 WIB, namun karena kesalahan alamat yang diberikan panitia akhirnya datang saat jamaah telah bubar. Lebih lanjut dia membantah bila dirinya menjadi bulan-bulanan masyarakat.
“Tidak ada pemukulan tehadap saya. Kalau pun ada keramaian yang terjadi karena saya menjelaskan duduk perkara yang terjadi sesungguhnya,” kilahnya.
Sebaliknya Solmed juga berdalih, dirinya tidak mengetahui bila kedatangan dirinya diundang berceramah, dihadiri Wakil Bupati Serang Panji Tirtayasa, dan Anggota DPR RI yang juga Calon Gubernur Banten, Wahidin Halim. “Saya tidak tahu ada pejabat, tapi yang saya lihat banyak jamaah yang datang,” ungkapnya.
Sekali lagi dia menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukan salahnya, tapi panitia yang tidak benar memberikan informasi. “Saya naik sedan, dengan kondisi jalan seperti itu mana mungkin bisa cepat-cepat,” pungkasnya.(k1/cr2/dwa/riu/bnn)