Mau Pasang Iklan, Hub Biro Iklan, Aulia Advertising, Telp 0813 8468 1151
Aulia PROPERTY,MEMASARKAN BALE PERIGI, PURI SINAR PAMULANG, PESONA ALAM CIPUTAT, CLUSTER Tsb Ready Stock Telp 081384681151

Menyelenggarakan Umrah Dan Haji Plus

Menyelenggarakan Umrah Dan Haji Plus
Spesialis cetak/sablon spanduk kain promosi,SPANDUK KAIN Dwitama Advertising Benda Baru, Pamulang, Tangsel Telp, 0856 7386 103, 0813 8468 1151

Jumat, 09 September 2016

SETAN BISU DAN TOLAK PEMIMPIN KAFIR


Oleh Ahmad Ansori 

Tulisan kali ini, Saya mengutarakan dukungan kepada teman seaqidah, _Mahasiswa UI yang bernama Boby Febry Krisdiyanto_. Pernyataan sikapnya yang ramai minggu ini dibicarakan membuat hati saya gemetar dan menarik kesimpulan untuk ikut mendukung terhadap penolakan Ahok olehnya sebagai konsekwensi keimanan saya kepada Allah sebagaimana yang terjadi pada Boby. Saya katakan ini bukan perkara rasis, namun ini perkara Iman dan ketaatan kepada Allah, yang seharusnya seorang muslim tak mempermasalahkannya. Saya juga *#TolakAhok, #TolakPemimpinKafir*. Maka, bagi yang membuka mata serta imannya sajalah yang mau menolak Ahok. Membuka mata karna kezhaliman Ahok, dan Iman memberintahkan kita untuk menolak orang kafir menjadi pemimpin atas muslimin sebagaimana larangan Allah dalam Al-Qur’an.

Ada yang unik di sebuah pemberitaan paska video penolakan Mahasiswa UI terhadap Ahok tersebut menjadi viral di media sosial. Keunikan ini berasal dari perkataan Ahok sebagai respon dari video tersebut. _“Kalau saya, saya pecat jadi mahasiswa. Karena enggak guna, mahasiswa disekolahin. Karena UI ini dibayar dengan APBN. Jadi kalau kamu lulusan dari perguruan tinggi negeri, kamu harus sadar, kamu lulus dibayar oleh uang rakyat, APBN,"_ kata Ahok di Balai Kota, Jakarta (maribacaberita.com, 7/9/2016). Perkataan orang kafir ini sangatlah tak sopan, dan tidak tahu diri. Dari perkataan saja sudah menandakan bahwa Ahok ini mabuk sehingga tak tahu diri, siapa dirinya. *Ada tiga hal yang harus Ahok ngaca dari perkataannya itu, yaitu:

_*Pertama*, uang rakyat yang ahok katakan itu untuk kebaikan rakyat, maka mahasiswa yg bersuara haq (kebenaran, mengungkap kezhaliman yang terjadi) dan membela rakyat atas kezhaliman Ahok, maka ini jalan yg sudah benar. Maka ketika ada mahasiswa bungkam dari kebatilan, kezhaliman yang terjadi seperti Ahok ini, maka sama saja mahasiswa tersebut menggunakan uang rakyat tidak sebagaimana mestinya (untuk membela kepentingan kebaikan rakyat)._
_*Kedua*, Ingatlah, bahwa Ahok yang paling banyak menggunakan uang rakyat, tapi yang dipadatkan rakyat berupa kezhaliman. Contoh seperti kemaren yang masih hangat adalah penggusuran di Rawajati, seharusnya dia dipecat oleh rakyat dan rakyat tahu mana yang harus dipecat, maka pecatlah Ahok segera._
_*Ketiga*, Ahok ini dipilih oleh rakyat, tapi tak memihak rakyat, melainkan memihak ke Asing dan Aseng. Maka wajar jika Mahasiswa UI, kampus ternama yang melahirkan orang jujur dan amanah seperti Boby Febry ini bersuara, karena Boby sadar posisinya sebagai Mahasiswa, penyambung lidah rakyat, dan calon pemimpin yang nantinya jangan seperti Ahok. Jadi, rakyat harus tahu baik dari golongan bawah hingga atas, dari golongan tukang becak hingga dosen dan guru besar, dari sekedar rakyat hingga camat, bupati, dan gubernur, yaitu tahu mana yang harus dibela. Ingatlah, tulisan ini saya buat hanya untuk orang yang mau menggunakan keimanannya dan mau buka mata terhadap fakta yang terjadi._
Saudaraku seiman, saya mengajak anda berbicara dengan kedekatan kita sebab adanya iman. Coba anda renungkan petikan pernyataan videonya, renungi perkataanya (maribacaberita.com, 7/9/2016), lalu jawab pertanyaan saya:
_*"Dengan ini saya mengimbau pada warga Jakarta agar tidak memilih Ahok sebagai pemimpin mereka. Seperti kita ketahui dalam surat Al Maidah, Allah SWT mengancam siapa saja yang memilih pemimpin kafir maka dia termasuk orang zalim. Ahok bukan hanya seorang kafir dia juga mendzalimi masyarakat kita, tengok sepak terjang Ahok, dia tidak becus untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Jakarta."*_

_*"Tidak hanya itu kasus Sumber Waras dan reklamasi, oleh karena itu saya mengimbau untuk tidak memilih Ahok. Selamatkan DKI dengan Syariah Khilafah."*

Sekarang, jawab pertanyaan saya dengan keimanan dan membuka mata serta hatinya. _*“Adakah yang salah dari pernyataan ini?*_ _jika tidak, lantas apa yang membuat anda diam tak ikut membela apa yang dikatakan saudara Boby._ *Ayolah berseru orang-orang beriman, jangan seperti orang munafik yang saat ini ada dibarisan, dibalik Ahok itu.*

Saudaraku, jika anda diam, maka ingatlah dengan perkataan *Ali bin Abu Tholib Ra.* Beliau berkata إذا سكت أهل الحق,ظن أهل الباطل أنهم على الحق _(Ketika pengikut kebenaran diam, maka pengikut kebathilan akan menganggap dirinya benar)_. Lalu sebuah ungkapan yang populer mengatakan, الساكت عن الحق شيطان أخرس _*(Orang yang diam (dari menyuarakan) kebenaran adalah setan bisu)*_ dilansir portalpiyungan.com(20/4/2016). Selain itu, saya rujukkan di buku *Menyingkap Jin dan Dukun ‘Hitam Putih’ Indonesia, Irfan Ramadhan ar-Raaqy, Hal. 14 (cet 1/ Penerbit Halim Jaya).* _“Para ulama menjelaskan, syaithan berasal dari kata syathana, berarti jauh. Jumhur ulama mengambil akar kata syathana-yasthunu bukan syatha-yasthu. Jauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah.”_ Di halaman yang sama, _“Pakar bahasa arab, Imam al-Jauhari, menjelaskan bahwa semua yang membangkang baik dari golongan jin, manusia, maupun binatang –secara bahasa- bisa dinamakan syaithan.”_ 
Dari dua penjelasan di atas sudah jelas, orang-orang yang tidak mau bersuara atas kezhaliman Ahok, sama saja dengan setan bisu. Jika anda marah, tidak terima, dan ingin memperkarakan saya. Maka, tunggu dulu, perkarakanlah sahabat nabi di atas, Ali bin Abi Tholib Ra, perkarakanlah Imam al-Jauhari juga. Dengan begitu, semakin menjelaskan anda bahwa anda sedang tidak berada dibarisan kaum muslimin, melainkan dibarisan….. (sebut sendiri) menyembunyikan keingkaran Allah dan SyariatNya di dalam hati, dan menampakkan imannya hanya di depan orang-orang. 


Berikutnya saudaraku, saudara se-iman. Ketahuilah pula, majunya kembali Ahok, bukan berarti membenarkan suara sumbang di negeri ini.
Suara bahwa *“negeri ini adalah negeri yang krisis pemimpin”*. Apabila anda percaya dengan mantra itu, maka anda salah. Berarti anda percaya bahwa muslim tak bisa jadi pemimpin yang baik. Padahal, negeri ini merupakan negeri para wali, para ulama yang memperjuangkan al-haq dan persatuan. Negeri dengan mayoritas muslim. Maka kebohongan besar dari 150 jutaan lebih tak ada muslim yang bisa menjadi pemimpin yang amanah. _“Mana buktinya jika ada pemimpin muslim yang amanah di negeri ini?”_ mungkin pertanyaan ini dipikiran anda. Saya jawab, mereka, _pemimpin muslim amanah tak mau menampakkan diri kepermukaan politik Indonesia karena mereka “khauf” atau takut kepada Allah, takut turun di demokrasi. Mereka tahu akan sama saja menyerahkan nyawanya jika terjun ke politik demokrasi ini. Demokrasi, menjadikan yang benar jadi salah, dan salah menjadi benar. Tindakan mereka lebih konkrit dan sistemik, yaitu mendengar dan taat atas kewajiban pemimpin muslim dan Sistem Islam yang diturunkan Allah. Menerima demokrasi sebagai sistem saat ini dan seterusnya, maka sama saja menerima jika Ahok menjamur di banyak kota di waktu mendatang._ *Masalah Jakarta, bukan masalah memilih, tapi masalah sistem yang terus dipertahankan, yang melegalisasi orang kafir mencalon menjadi pemimpin.* Ikutilah langkah ulama, ikutilah langkah Boby, Mahasiswa UI, langkah konkrit dan sistemik dengan _*#TolakAhok dan #TolakPemimpinKafir.*

Wahai para civitas akademika, baik mahasiswa, dosen, staf kampus, dekanat, dan rektorat kampus seluruh Indonesia, terimalah seruan saya, Mahasiswa UM, sebagaimana seruan saudara kita, Boby dan terus melanjutkan seruannya agar rusak makar orang-orang kafir, yang dimana Allah telah menggariskan watak kebencian yang nyata mereka kepada Islam, yaitu 
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
_”Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.” (QS. Âli Imrân [3]: 118)


Sudah jelaslah semua, bagaimana saya, anda dan kita harus memposisikan diri dalam masalah Ahok ini. Sebagaimana yang dikatakan imam al-Jauhari, _*“semua yang membangkang baik dari golongan jin, manusia, maupun binatang –secara bahasa- bisa dinamakan syaithan.”*_ Syaithan yang bermakna _*“Jauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah”*_. Karena berbahaya sekali ketika Rahmat Allah tak lagi untuk kita, lantas kita mau berlindung kepada siapa dari kezhaliman musuh Allah, orang munafik dan siksaan pedih Allah di akhirat. Masalah ini jadikan masalah terakhir kalinya, jadikan pelajaran, jangan sampai terperosok ke lubang yang sama. Pelajaran buat civitas akademika yang ada di kampus-kampus Indonesia. *Perjuangkanlah al-haq (Islam) dan buanglah al-bathil (demokrasi berserta saudara-saudaranya).*

*Akhukum fillah*