Akhir –akhir
ini kaum muslimin dikejutkan oleh berbagai macam serangan pemikiran liberal,
sukulerisme, prularisme, baik yang dilakukan oleh kaum orentalis maupun dari
kaum muslimin yang dipengaruhi pemikiran barat maupun komunisme. Di berbagai
bidang muncul berbagai pendapat dan gagasan baru tentang pemahaman Islam. Tak
kecuali dalam bidang tafsir Al Qur’an muncul tafsir hermeneutika, yang mula –
mula untuk menafsirkan bibel, dipaksakan untuk menafsirkan berbagai kitab
termasuk juga untuk nenafsirkan Al Qur’an.
Jauh sebelu tafsir hermeneutika mengemuka, kaum orentalis barat seperti
Alponse mingana guru besar universitas birminghan Igrgris pada tahun 1927
menyatakan study kritis terhadap kitap sucinya umat Islam. Seolah – olah Al
Qur’an butuh tambahan penafsiran, atau malah dianggab belum sempurna,
sebenarnya Al Qur’an lebih dulu membukla diri dan tantangan kepada seluruh umat
tanpa kecuali, bahwasanya Al Qur’an minta dikritik.
Maka
sebenarnya sagatlah aneh, jika umat dulu apalagi sekarang masih mau
mengotak-atik Al Qur’an. Seperti alphonse mingana mengumumkan bahwa : Sudah
saatnya sekarang untuk melakukan kritikan terhadap teks Al Qur’an sebagaimana
yang telah kita lakukan terhadap kitap suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami
dan kitab suci Kresten yang berbahasa yunani.
Padahal Al Qur’an sudah 14 abad
yang lalu sudah menantang dan mempersilahkan kepada setiap orang yang
ragu dan masih ragu terhadab keabsahan Al Quran Sebagai Wahyu Allah. Hal ini
sagat mengherankan masih ada orang yang ingin memenuhi tantangan ini. Al Qur’an
sudah jelas – jelas menantang kepada siapa saja yang masih ragu dan
meragukannya, dekalimat yang sagat indah lagi santun sampai kepada kaum kapir
quraisy pada masa itu. Untuk tahap
pertama Al Quran menawarkan agar ditandingi dengan sepuluh surat yang dibuat
utuk menyamai Al Qur’an. Sebagai mana
Firman Allah SWT Dalam Surat Hud ayat 13. Yang artinya:
,”Bahkan mereka mengatakan
Bahwa “Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”, Katakanlah: (kalau Demikian)
datangkalah sepuluh surat-surat yang di buat-buat menyamainya, dan panggillah
orang-orang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar,” Qs Hud ayat 13.
Sungguh luar bisa tantangan Al
Qur’an tersebut, Al Qur’an dengan tegas
menantang menantang, ‘dan jika
kamu tetap dalam keraguan,” jika masih ragu dan skeptik dalam
pikirannya tentang kebenaran Wahyu ini,
Allah masib berbaik hati kepada mereka orang –orang ragu, maka,” buatlah
satu surat saja ,” yang semisal Al Qur’an. Ternyata Al Qur’an lebih
dahulu mengajarkan manusia baik yang beriman maupun yang tidak, agar bersikal
ilmiyah.
Jika mereka
tidak sanggup mendatangkan satu surat
saja yang syairnya indah dengan ijaz
(singkat dan padat), sesuai firman Allah Qs Baqarah Ayat 23-24:
,” Dan jika kamu tetap
dalam keraguan tentang Al Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami
(Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal Al Qur’an itu, dan ajaklah
penolong –penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang benar.
Maka jika kamu tidak dapat
membuatnya dan pasti kamu tidak bias membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir,”.
Qs Surat Al Baqarah ayat 23-24
Bahkan Allah sudah
mengklim/mengkard/justipikasi, manusia pasti tidak akan bisa dan sangup walau ngundang
para pembantunya dari kalangan jin dan manusia.
Maka Al Qur’an
itu adalah benar – benar kalamullah, coba kita teliti dan kita kaji secara akal
yang mendalam, kita menyakinkan AL Qur’an dengan Akal Kita. Ada tiga cara untuk
kita tambah yakin, pertama, kemungkinan
pertama Al Qur’an yang buat oleh
orang/bangsa arab, sebab Al Qur’an berbahasa arab, jika orang arab yang buat maka secara akal
tidak dapat diterima, sebab orang arab juga ditantang Allah Untuk buat yang
serupa, maka datangkanlah sepuluh surat aja, jika tidak mampu datangkanlah satu
surat saja, maka seluh bangsa arab ditantang oleh Allah, jika benar Al Qur’an buatan orang arab maka
banyak yang bisa dan serupa dengan Al Qur’an, kenyataanya tidak ada yang mampu,
bahkan nabi palsupun musailamah al khazzab berupaya mati-matian, berusaha
keras, wal hasil satupun tak ada yang mampu. Kedua, kemungkinan Nabi Muhammad
Yang buat, pendapat inipun tertolak, sebab
Nabi Muhammad juga orang arab yang termasuk diseru dan juga ditantang
oleh Allah SWT, disi lain gaya bahasa Al Hadits dan gaya bahasa Al Qur’an sagat jauh beda dari segi penulisannya,
syairnya, retorikanya, syorop, nahwunya, dll. Padahal keluar dari satu
mulut(ibarat kata) satu orang yang sama Yaitu NabiYuallah Muhammad SAW. Ketiga
Al Qur’an benar-benar kalamullah, yang menjadi mu’zijat bagi pembawanya. Inilah
dalil aqli yang benar-benar bahwa al Quran kalamullah firman Allah.
Sungguh nista
jika orang sekarang masih aja otak atik keabsyahan Al Quran, dengan tafsir
hermaneutika, bahkan sudah jadi wajib jadi matakuliah jurusan Tafsir Hadits,
diberbagai perguruan negeri atau swasta. Bahkan kampus-kampus negeri sepaerti
UIN Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dll, sudah diarahkan untuk membuat skripsi,
tesis, dengan tafsir hermeneutika, kira-kira apa jadinya ya ?. ini beberapa
hasil yang dari pemahaman itu sungguh mencengankan, Al Qur’an buakan lagi
dianggab sebagai Wahyu suci dari ALLah SWT. Kepada Muhammad SAW, namun sudah
disebut bahwa Al Qur’an Produk budaya (muntas tsaqofi) seperti yang digulirkan oleh
Nasr Hamit Abu Zaid. Bahwa Tafsir Al Qur’an yang ada adalah melangengkan Status
Quo, dan kemerosotan umat islam dalam bidang politik, moral, dan budaya. Bahkan ada yang menganggab bahwa tafsir
Hermeneutika sebagai tafsir pembebasan.
Jadi
kesimpulannya tidak aneh jika di jaman sekarang ini ada yang mengatakan Al
Qur’an kitab paling Porno, ada yang menghalalkan nikah beda agama, antara
muslimah dengan laki-laki non muslim, Laki-laki punya masa iddah, khamer jadi
halal, wanita punya hak talak, perkawinan homoseksual/lesbian menjadi halal,
dengan metode tafsir kontekstual, bahkan ada yang mengatakan sebagai kebutuhan
dan solosi, masih banyak lagi pendapat-pendapat yang nyelneh yang dianggap
mengikuti perkembangan jaman. Pada hal Al Qur’an sudah terbukti dasar
kebenaranyan oleh akal. Seorang muslim wajib menyakini segala sesuatu yang
telah terbukti dengan akal atau yang dating dari sumber berita yang yakin dan
pasti (qath’I) Yaitu Al Qur’an dan Al Hadits.
Kurang apa lagi, bahwa allah yang nenurunkan juga allah yang menjaganya,
bagi seorang muslim yang beriman tentu tidak diragukan lagi keimananya terhadap
Al Qur’an sebagai wahyu Allah, firman
Allah dalam QS Al Hijr ayat 9 :
,”sesungguhnya
kami telah menurunkan al qur’an dan pasti kami akan menjaganya. QS Al Hijr ayat
9.
Semestinya
merupakan paling berharga bagi kaum muslimin umumnya, dan para pengemban dakwah
khususnya, hendaklah Al Qur’an menjadi penyiram hati kita, dan menjadi teman
langkah setia kita kemanapun kita melangkah. Karenja Al Qur’an akan membimbing
kita untuk meraih kebaikan, dan menggangkat kedudukan kita lebih tinggi lagi.
Sehausnya kita senantiasa memelihara
ditengah malah, dipenghujung siang, dengan membaca, menghafalkanya,
mengamalkan, serta mengamalkanya sehingga kita akan menjadi sebaik – baik
generasi khalaf, yang mewarisi dari generasi salaf yang baik. Bukan malah
sebaliknya malah mencari celah untuk mengkritisi Al Qur’an.
Wallahu waliyyut taufiq