Mau Pasang Iklan, Hub Biro Iklan, Aulia Advertising, Telp 0813 8468 1151
Aulia PROPERTY,MEMASARKAN BALE PERIGI, PURI SINAR PAMULANG, PESONA ALAM CIPUTAT, CLUSTER Tsb Ready Stock Telp 081384681151

Menyelenggarakan Umrah Dan Haji Plus

Menyelenggarakan Umrah Dan Haji Plus
Spesialis cetak/sablon spanduk kain promosi,SPANDUK KAIN Dwitama Advertising Benda Baru, Pamulang, Tangsel Telp, 0856 7386 103, 0813 8468 1151

Kamis, 26 Mei 2016

MADRASAH UJIAN SEPANJANG HAYAT

MADRASAH UJIAN SEPANJANG HAYAT
Hadist dibawah ini menjelaskan bahwa ujian akan terus menghampiri seorang mukmin –dalam riwayat lain seorang hamba- selama ia masih bernafas.
Bahkan hidup dan mati itu sendiri merupakan ujian untuk mengetahui siapa hamba yang paling baik amalnya (QS al-Mulk [67]: 2).
« لاَ يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوِ الْمُؤْمِنَةِ فِى نَفْسِـهِ وَفِى مَالِهِ وَفِى وَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ »
Ujian akan terus menghampiri orang mukmin dan mukminah pada diri, anak dan hartanya, hingga ia menjumpai Allah dan tidak ada kesalahan yang harus dia tanggung (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibn Hibban, al-Hakim, al-Baihaqi, Abu Ya’la dan al-Bukhari di al-Adab al-Mufrad)
Balâ’ secara bahasa artinya imtihân wa al-ikhtibâr (ujian dan cobaan). 
Dan menurut Ibn al-Atsir dan lainnya balâ’ itu terjadi dalam kebaikan (khayr) dan keburukan (syarr). Maka makna hadis tersebut adalah bahwa ujian dan cobaan dalam bentuk kebaikan (khayr) dan keburukan (syarr) akan terus menimpa mukmin dan mukminah atau hamba pada umumnya. Allah pun menegaskan hal itu dalam firmanNya:
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
(QS al-Anbiyâ’ [21]: 35)
Ujian dan cobaan (balâ’) dapat berupa kebaikan ataupun keburukan, kenikmatan maupun musibah. Kita harus senantiasa sadar akan hal ini. Umumnya, orang menilai ujian dan cobaan itu berupa keburukan atau musibah. Sebaliknya jarang sekali kenikmatan dan sesuatu yang baik dinilai sebagai ujian. Namun nash-nash syara’ menjelaskan bahwa semuanya merupakan ujian untuk menguji apakah kita bisa sabar saat menghadapi musibah dan bersyukur saat mendapat kenikmatan dan kebaikan.Dan apakah kita tetap istiqamah di jalanNya dalam dua keadaan itu.
Kesenangan yang kita dapatkan merupakan ujian apakah kita menjadi orang yang bersyukur atau tidak. Tidak jarang orang lulus ketika diuji dengan musibah dan kesusahan, namun ia gagal saat diuji dengan kenikmatan dan kesenangan. Kesadaran bahwa kesenangan itu merupakan ujian akan menuntun kita untuk tetap terjaga dan tidak terlena dengan kenikmatan itu lantas kehilangan keistiqamahan dan terjebak menikmati kesenangan itu.
Sebaliknya saat musibah atau keburukan menimpa, itu juga merupakan ujian apakah kita bersabar menghadapinya dan ridha menerimanya ataukah tidak. Jika kita mampu bersabar maka itu adalah kebaikan yang luas. Karena setiap musibah sekecil apapun yang menimpa, jika kita hadapi dengan kesabaran maka itu bisa menggugurkan dosa dan menaikkan derajat kita di hadapan Allah. Rasulullah saw pernah bersabda:
« لاَ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً »
Tidaklah sebuah duri mengenai seorang muslim atau lebih dari itu kecuali dengannya Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus darinya satu kesalahan (HR Tirmidzi, Muslim, Ahmad, Ibn Hibban, al-Baihaqi)
Dalam riwayat lainnya dikatakan: “niscaya dengan musibah itu Allah mencatat satu kebaikan baginya”. Yaitu pahala atas keridhaannya terhadap qadha, kesabarannya, dan bersyukur serta hanya mengadukan musibahnya kepada Allah SWT.
Karenanya bagi orang mukmin, semuanya akan menjadi kebaikan. Rasulullah saw bersabda:
« عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ »
Menakjubkan perkara seorang mukmin itu, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan. Hal itu tidak menjadi milik seorangpun kecuali orang mukmin.Jika mendapat kesenangan ia bersyukur maka itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika ditimpa kesusahan ia bersabar maka itu merupakan kebaikan baginya (HR Ahmad, Muslim, ad-Darimi, Ibn Hibban dan al-Baihaqi)
Hendaklah kita sadar sepenuhnya, bahwa kedudukan, kecukupan harta, dan berbagai kesenangan lainnya adalah ujian. Semoga kita tak lupa bersyukur dan tetap istiqamah di jalan Allah, tidak terlena dengan kesenangan itu.
Hendaknya kita juga selalu sadar bahwa kesusahan, musibah dan berbagai ketidaksenangan yang menimpa merupakan ujian. Hendaknya kita berusaha untuk sabar karena Rasulullah saw pernah bersabda:
« … وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِىَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ »
Siapa yang berusaha untuk sabar niscaya Allah akan menjadikannya mampu bersabar. Tidaklah seorangpun diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran 
(HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, at-Tirmidzi dan ad-Darimi) Allâhumma ij’alnâ min asy-syâkirîn wa ash-shâbirîn.